Indosat dengan percaya diri akan menjual Blackberry Storm di Indonesia. Namun Excelcomindo Pratama (XL) lebih memilih untuk menghindari risiko dengan tidak memasarkan produk anyar itu.
ADVERTISEMENT
BlackBerry &; Internet Retail Manager XL, Handono Warih, memastikan pihaknya tidak akan ikut jualan ponsel cerdas besutan vendor asal Kanada itu, Research in Motion (RIM). "Dari hasil survei kami, agak susah untuk menjualnya. Jadi kami memilih untuk tidak ikut memasarkan," ujarnya kepada detikINET, Rabu (15/4/2009).
Warih menjelaskan, alasannya karena pasar lokal belum terbiasa dengan layar sentuh. Menurutnya, akan membutuhkan usaha keras untuk mengedukasi pasar. Sedangkan pasar, masih kata dia, lebih suka dengan produk yang memiliki tombol.
"Oleh sebab itu kami memilih strategi untuk fokus jualan Javelin dan Bold saja. Strategi lainnya ialah membuka toko aplikasi BlackBerry," tandas pria yang santer dirumorkan bakal ditarik jadi salah satu petinggi RIM di kawasan regional Asia Pasifik ini.
Selain XL, operator seluler lain yang juga jadi mitra resmi RIM dalam pemasaran dan menyediakan jaringan layanan untuk akses BlackBerry ialah Indosat dan Telkomsel. Jika pelanggan ketiga operator ini ditotal, maka pengguna BlackBerry di Indonesia telah lebih dari 200 ribu pelanggan.
Regional Vice President Asia Pacific RIM, Gregory Wade, menyebutkan dengan hadirnya Storm semakin melengkapi portofolio produk BlackBerry. Sebelumnya, RIM memasarkan sejumlah tipe mulai dari Pearl, Curve, Bold, hingga terakhir Javelin.
BlackBerry Storm sendiri yang memiliki layar sentuh dan sudah mendukung jaringan 3G HSPA, masih dianggap sebagian kalangan sebagai produk yang belum sempurna. Salah satunya ialah dengan tidak adanya fitur akses koneksi melalui jaringan Wifi.
Baik RIM maupun Indosat, belum mau mengungkap harga resmi yang akan ditawarkan kepada calon pembeli Storm. Namun jika merujuk pada harga dari berbagai situs
luar dan pasar gelap di Indonesia, Storm kemungkinan bakal dibanderol dengan kisaran harga